Selasa, 14 Oktober 2014

Reaksi alkohol (24/6/2014)



LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI ALKOHOL
    

    OLEH :

IZZAH MUBAROKAH                                13106004


ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA SELATAN
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Molekul alkohol ada dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol. Molekulnya adalah etanol, CH3CH2OH dengan salah satu atom H dari etanol digantikan oleh sebuah gugus OH-. Nama sistematika etanol diturunkan dari nama alkana yaitu etenadengan akhiran a digantikan dengan akhiran –ol. Akhiran –ol menunjukan keberadaan gugus OH dalam kelas molekul organik yang disebut alkohol (Petrucci et al. 2011). Untuk memberi nama rantai alkana sebagai suatu gugus akhiran –a diganti dengan –il, sehingga etana menjadi etil, menjadi etil alkohol untuk CH3CH2OH. Alkohol yang lazim lainnya adalan methanol atau alkohol kayu yang rumusnyam CH3OH. Nama umum untuk etanol adalah metil alkohol. Methanol merupakan larutan mudah menguap yang tidak berwarna dan dapat nercampur dengan air pada segala perbandingan. Methanol dijual sebagai spiritus untuk bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila terminum atau terhirup dapat menyebabkan kebutaan atau lumpuh. Gugs OH- (hidrogsi) atau hidroksil adalah salah atu dari banyak bentuk gugus fungsi yang ditemui dalam senyawa organik. Gugus fungsi adalah atom individual atu kelompok atom yang melekat pada rantai karbon atau cincin molekulorganik dan memberikan sifat yang mencirikan molekul itu. Senyawa dengan gugus fungsi yang sama biasanya memiliki sifat yang sama (Petrucci et al. 2011). Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kelarutan alkohol dalam air akan semakin berkurang dengan semakin bertambah panjangnya gugus alkil. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil dalam menggangu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi.
1.2  Tujuan
1.      Mengetahui cara dan teknik pengujian keberadaan alkohol.
2.      Mengetahui sifat kimia terutama sifat larutan alkohol.
3.      Mengetahui dan menunjukkan adanya air pada alkohol.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari atom C, H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri khas alkohol yaitu terdapat gugus OH- pada rantai karbon. Rantai karbon dapat berupa gugus alkiljenuh maupun tidak jenuh. Gugus alkil tersubstitusi dan dapat pula terikat pada rantai siklik, selain alkohol dengan satu gugus OH- ikenal juga alkohol yang memiliki gugus OH- lebih dari satu. Alkohol yang memiliki satu gugus OH- disebut alkohol monohidroksi, alkohol dengan dua gugus fungsi OH- disebut alkohol dihidroksi dan seterusnya. Berdasarkan atom karbon yang mengikata gugus OH- alkohol dikelompokkan menjadi :
a)      Alkohol primer, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C primer CH3CH2OH.
b)      Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C sekunder
CH3CHCH3
           
         OH
c)      Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C tersier
CH3
   
                        CH3 – CH – OH
                                    CH3               
            Kelarutan alkohol dalam air dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang terdapat pada alkohol. Alkohol dengan 1 – 3 karbon merupakan cairan tak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan, 4 – 5 atom karbon sedikit larut dalam air, sedangkan alkohol dengan jumlah atom karbon >6 tidak larut dalam air.
            Berdasarkan struktur yang dimiliki, alkohol merupakan gabungan antara alkana dan gugus R dan air. Gugus R bersifat nonopolar atau lipofilik, gugus OH- bersifat polar atau hidrofobik. Ketika alkohol dengan jumlah atom C sedikit ketika dilarutkan dalam air gugus OH- dapat membentuk hidrogen deng molekul air. Namum ketika jumlah atom karbon makin banyak maka sifat nonpolar dari gugus R atau alkana lebih dominan sehingga kelarutan dalam air berkurang bahkan tidak larut ketika jumlah atom karbon makin banyak.
BAB III
METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum dilksanakan Selasa, 24 Juni 2014, pukul 13.00 – 15.30 WIB, dan bertempat diruang laboratorium Universitas Trilogi.
3.2 Alat dan Bahan
            Alat yang digunkan saat praktikum adalah tabung reaksi 5 buah, spatula 2 buah, gelas arloji 2 buah, pipet tetes, pipet volume 3 buah, neraca analitik, dan pengaduk kaca.
            Bahan yang digunakan saat praktikum adalah alkohol 50%, CuSO4, Na2CO3, dan akuadest.
3.3 Prosedur Kerja
1.      Lakukan persiapan bahan analat yang akan digunakan dalam praktikum.
2.      Sebelum praktikum dimulai, harus perhatikan peralatan bersih dari air dan sisa pencucian.
3.       Larutan alkohol 50% yang sudah tersedia disiapkan.
4.      Sebanyak 4 ml alkohol 50% dimasukkan kedalam tabung reaksi.
5.      Satu gram CuSO4 ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan dimasukkan kedalam tabung yang berisi alkohol, lalu dikocok. Amati perubahan yang terjadi dan catat.
6.      Ulangi hal yang sama, tetapi CuSO4 diganti dengan 1 gram Na2CO3. Amati perubahan yang terjadi dan catat.
7.      Ulangi percobaan sekali lagi, dengan larutan alkohol 15% yang dibuat dari pengenceran larutan alkohol 50%.
3.4 Perhitungan
            Membuat larutan alkohol 15% dari stok alkohol 50%
V1M1 = V2M2
10 (15%) = V2 50%
V2 = 3 ml
Sehingga larutan yang dibutuhkan untuk membuat 15% larutan alkohol adalah sekitar 3 ml dari 50% larutan alkohol dan ditambahkan aquadest sebanyak 7 ml.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum
Tabel 4.1.1 CuSO4 dan larutan alkohol
Berat CuSO4
1,0166
1,0636
Volume Alkohol
4 ml
4 ml
% Alkohol
50%
15%
Hasil Pengamatan
-          Warna
-          Kelarutan

-          Bening
-          Tidak larut

-          Biru
-          Larut sebagian

 Tabel 4.1.2 NaCO3 dan larutan alkohol
Berat NaCO3
1,0922
1,0929
Volume Alkohol
4 ml
4 ml
% Alkohol
50%
15%
Hasil Pengamatan
-          Warna
-          Kelarutan

-          Bening
-          Tidak larut

-          Keruh
-          Larut

Tabel 4.1.3 akuadest dan CuSO4 dan NaCO3
Berat
CuSO4 = 1,0447
NaCO3 = 1,0984
Volume Akuadest
4 ml
4 ml
Hasil Pengamatan
-          Warna
-          Kelarutan

-          Biru muda
-          Larut

-          Keruh
-          Larut

4.2 Pembahasan
            Pada percobaan tabel 4.1.1 dengan berat CuSO4 sekitar 1 gram dengan 50% larutan alkohol, larutan menjadi bening dan tidak berubah warna, untuk kelarutan tidak larut dan ada endapan. Sedangkan larutan alkohol dengan konsentrasi 15% diperoleh larutan dengan warna biru dan kelarutannya larut sebagian. Pada percobaan tabel 4.1.2 dengan berat Na2CO3 sekitar 1 gram dengan 50% larutan alkohol diperoleh warna bening dan tidak berubah warna. Sedngkan kelarutannya tidak larut sama sekli. Untuk larutan dengan konsentrasi 15% diperoleh larutan dengan warna sedikit keruh dan kelarutannya larut.
            Dari percobaan diatas menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi alkohol maka semakin sukar untuk melarutkan. Karena kelarutan alkohol dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang terdapat pada alkohol. Sehingga dapat kita ketahui bahwa larutan alkohol dengan konsentrasi 50% memiliki lebih banyak atom C dibandingkan larutan alkohol dengan konsentrasi 15%. Semakin sedikit atom C dalam larutan alkohol maka merupakan cairan yang mudah melarutkan suatu zat.
            Percobaan pada tabel 4.1.3 dengan menggunakan CuSO4 dan Na2CO3 sekitar 1 gram dengan menggunakan pelarut air sebanyak 4 ml diperoleh pengamatan untuk CuSO4 menghasilkan warna biru muda dan dapat larut dengan baik. Untuk larutan Na2CO3 menghasilkan warna keruh dan dapat larut dengan baik. Ini menunjukkan bahwa air merupakan pelarut yang baik untuk sebagian besar zat terlarut, karena air bersifat polar.










BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa alkohol merupakan zat tidak berwarna. Bagian hidrokarbon alkohol bersifat hidrofob, sedangkan gugus fungsi hidroksil bersifat hidrofil. Dalam larutan alkohol dengan konsentrasi 50% dengan menggunakan zat terlarut CuSO4 dan Na2CO3 zat tersebut tidak dapat larut dan tidak berubah warna. Dalam larutan alkohol dengan konsentrasi 15% dengan zat terlarut CuSO4 dan Na2CO3 dapat larut dan mengalami perubahan warna. Sedangkan dengan menggunakan zat pelarut air kedua zat terlarut tersebut dapat larut dengan baik dan berubah warna, karena sifat air yang polar.













DAFTAR PUSTAKA

Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi ke Enam. Erlangga. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar