LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI ALKOHOL
OLEH :
IZZAH
MUBAROKAH 13106004
ILMU
DAN TEKNOLOGI PANGAN
BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS
TRILOGI
JAKARTA
SELATAN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol
adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil.
Molekul alkohol ada dalam bir, anggur, dan minuman beralkohol. Molekulnya
adalah etanol, CH3CH2OH dengan salah satu atom H dari etanol digantikan oleh
sebuah gugus OH-. Nama sistematika etanol diturunkan dari nama alkana yaitu
etenadengan akhiran a digantikan dengan akhiran –ol. Akhiran –ol menunjukan
keberadaan gugus OH dalam kelas molekul organik yang disebut alkohol (Petrucci
et al. 2011). Untuk memberi nama rantai alkana sebagai suatu gugus akhiran –a
diganti dengan –il, sehingga etana menjadi etil, menjadi etil alkohol untuk
CH3CH2OH. Alkohol yang lazim lainnya adalan methanol atau alkohol kayu yang
rumusnyam CH3OH. Nama umum untuk etanol adalah metil alkohol. Methanol merupakan
larutan mudah menguap yang tidak berwarna dan dapat nercampur dengan air pada
segala perbandingan. Methanol dijual sebagai spiritus untuk bahan bakar.
Methanol sangat beracun, bila terminum atau terhirup dapat menyebabkan kebutaan
atau lumpuh. Gugs OH- (hidrogsi) atau hidroksil adalah salah atu dari banyak
bentuk gugus fungsi yang ditemui dalam senyawa organik. Gugus fungsi adalah
atom individual atu kelompok atom yang melekat pada rantai karbon atau cincin
molekulorganik dan memberikan sifat yang mencirikan molekul itu. Senyawa dengan
gugus fungsi yang sama biasanya memiliki sifat yang sama (Petrucci et al.
2011). Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kelarutan alkohol
dalam air akan semakin berkurang dengan semakin bertambah panjangnya gugus
alkil. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil dalam menggangu
pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
cara dan teknik pengujian keberadaan alkohol.
2. Mengetahui
sifat kimia terutama sifat larutan alkohol.
3. Mengetahui
dan menunjukkan adanya air pada alkohol.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Alkohol merupakan suatu senyawa
organik yang tersusun dari atom C, H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri
khas alkohol yaitu terdapat gugus OH- pada rantai karbon. Rantai karbon dapat
berupa gugus alkiljenuh maupun tidak jenuh. Gugus alkil tersubstitusi dan dapat
pula terikat pada rantai siklik, selain alkohol dengan satu gugus OH- ikenal
juga alkohol yang memiliki gugus OH- lebih dari satu. Alkohol yang memiliki
satu gugus OH- disebut alkohol monohidroksi, alkohol dengan dua gugus fungsi
OH- disebut alkohol dihidroksi dan seterusnya. Berdasarkan atom karbon yang
mengikata gugus OH- alkohol dikelompokkan menjadi :
a) Alkohol
primer, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C primer CH3CH2OH.
b) Alkohol
sekunder, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C sekunder
CH3CHCH3
OH
OH
c) Alkohol
tersier, yaitu alkohol yang gugus OH- terikat pada C tersier
CH3
CH3 – CH – OH
CH3
Kelarutan alkohol dalam air
dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang terdapat pada alkohol. Alkohol dengan
1 – 3 karbon merupakan cairan tak berwarna dan dapat larut dalam air dengan
segala perbandingan, 4 – 5 atom karbon sedikit larut dalam air, sedangkan
alkohol dengan jumlah atom karbon >6 tidak larut dalam air.
Berdasarkan struktur yang dimiliki,
alkohol merupakan gabungan antara alkana dan gugus R dan air. Gugus R bersifat
nonopolar atau lipofilik, gugus OH- bersifat polar atau hidrofobik. Ketika
alkohol dengan jumlah atom C sedikit ketika dilarutkan dalam air gugus OH-
dapat membentuk hidrogen deng molekul air. Namum ketika jumlah atom karbon
makin banyak maka sifat nonpolar dari gugus R atau alkana lebih dominan
sehingga kelarutan dalam air berkurang bahkan tidak larut ketika jumlah atom
karbon makin banyak.
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilksanakan Selasa, 24
Juni 2014, pukul 13.00 – 15.30 WIB, dan bertempat diruang laboratorium Universitas
Trilogi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunkan saat praktikum
adalah tabung reaksi 5 buah, spatula 2 buah, gelas arloji 2 buah, pipet tetes,
pipet volume 3 buah, neraca analitik, dan pengaduk kaca.
Bahan yang digunakan saat praktikum
adalah alkohol 50%, CuSO4, Na2CO3, dan akuadest.
3.3 Prosedur Kerja
1. Lakukan
persiapan bahan analat yang akan digunakan dalam praktikum.
2. Sebelum
praktikum dimulai, harus perhatikan peralatan bersih dari air dan sisa
pencucian.
3. Larutan alkohol 50% yang sudah tersedia
disiapkan.
4. Sebanyak
4 ml alkohol 50% dimasukkan kedalam tabung reaksi.
5. Satu
gram CuSO4 ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dan dimasukkan kedalam
tabung yang berisi alkohol, lalu dikocok. Amati perubahan yang terjadi dan
catat.
6. Ulangi
hal yang sama, tetapi CuSO4 diganti dengan 1 gram Na2CO3. Amati perubahan yang
terjadi dan catat.
7. Ulangi
percobaan sekali lagi, dengan larutan alkohol 15% yang dibuat dari pengenceran
larutan alkohol 50%.
3.4 Perhitungan
Membuat larutan alkohol 15% dari
stok alkohol 50%
V1M1
= V2M2
10
(15%) = V2 50%
V2
= 3 ml
Sehingga
larutan yang dibutuhkan untuk membuat 15% larutan alkohol adalah sekitar 3 ml
dari 50% larutan alkohol dan ditambahkan aquadest sebanyak 7 ml.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel
4.1.1 CuSO4 dan larutan alkohol
Berat CuSO4
|
1,0166
|
1,0636
|
Volume Alkohol
|
4 ml
|
4 ml
|
% Alkohol
|
50%
|
15%
|
Hasil Pengamatan
-
Warna
-
Kelarutan
|
-
Bening
-
Tidak larut
|
-
Biru
-
Larut sebagian
|
Tabel 4.1.2 NaCO3 dan larutan alkohol
Berat NaCO3
|
1,0922
|
1,0929
|
Volume Alkohol
|
4 ml
|
4 ml
|
% Alkohol
|
50%
|
15%
|
Hasil Pengamatan
-
Warna
-
Kelarutan
|
-
Bening
-
Tidak larut
|
-
Keruh
-
Larut
|
Tabel 4.1.3 akuadest dan CuSO4 dan NaCO3
Berat
|
CuSO4 = 1,0447
|
NaCO3 = 1,0984
|
Volume Akuadest
|
4 ml
|
4 ml
|
Hasil Pengamatan
-
Warna
-
Kelarutan
|
-
Biru muda
-
Larut
|
-
Keruh
-
Larut
|
4.2
Pembahasan
Pada percobaan tabel 4.1.1 dengan
berat CuSO4 sekitar 1 gram dengan 50% larutan alkohol, larutan menjadi bening
dan tidak berubah warna, untuk kelarutan tidak larut dan ada endapan. Sedangkan
larutan alkohol dengan konsentrasi 15% diperoleh larutan dengan warna biru dan
kelarutannya larut sebagian. Pada percobaan tabel 4.1.2 dengan berat Na2CO3
sekitar 1 gram dengan 50% larutan alkohol diperoleh warna bening dan tidak
berubah warna. Sedngkan kelarutannya tidak larut sama sekli. Untuk larutan
dengan konsentrasi 15% diperoleh larutan dengan warna sedikit keruh dan
kelarutannya larut.
Dari percobaan diatas menunjukkan
bahwa semakin besar konsentrasi alkohol maka semakin sukar untuk melarutkan.
Karena kelarutan alkohol dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang terdapat pada
alkohol. Sehingga dapat kita ketahui bahwa larutan alkohol dengan konsentrasi
50% memiliki lebih banyak atom C dibandingkan larutan alkohol dengan
konsentrasi 15%. Semakin sedikit atom C dalam larutan alkohol maka merupakan
cairan yang mudah melarutkan suatu zat.
Percobaan pada tabel 4.1.3 dengan
menggunakan CuSO4 dan Na2CO3 sekitar 1 gram dengan menggunakan pelarut air
sebanyak 4 ml diperoleh pengamatan untuk CuSO4 menghasilkan warna biru muda dan
dapat larut dengan baik. Untuk larutan Na2CO3 menghasilkan warna keruh dan
dapat larut dengan baik. Ini menunjukkan bahwa air merupakan pelarut yang baik
untuk sebagian besar zat terlarut, karena air bersifat polar.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa alkohol merupakan zat tidak berwarna. Bagian
hidrokarbon alkohol bersifat hidrofob, sedangkan gugus fungsi hidroksil
bersifat hidrofil. Dalam larutan alkohol dengan konsentrasi 50% dengan
menggunakan zat terlarut CuSO4 dan Na2CO3 zat tersebut tidak dapat larut dan
tidak berubah warna. Dalam larutan alkohol dengan konsentrasi 15% dengan zat
terlarut CuSO4 dan Na2CO3 dapat larut dan mengalami perubahan warna. Sedangkan
dengan menggunakan zat pelarut air kedua zat terlarut tersebut dapat larut
dengan baik dan berubah warna, karena sifat air yang polar.
DAFTAR
PUSTAKA
Hart.
1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi ke Enam. Erlangga. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar